Aku selalu merasakan ini. Perjalanan puluhan kota, ribuan jarak dan diam selalu memberikan sebuah biru yang telak mengharukan hati. tahun-tahun yang jauh, sentuh tangannya hanya hadir dalam mimpi. Aku rindu.. tapi harus kupendam sendiri. Cinta dan kasih tidak terbatas pada ukuran materi, hatiku dan hatinya sedekat urat nadi.
\r\nSepi tercipta seiring langkah yang semakin berani menapaki hidup. Padahal langkah mungil dulu, begitu tertatih menggapai pelukannya, di sebuah pekarangan rumah dipenuhi cahaya surya keemasan.. disebuah kehangatan keluarga yang gemilang, sehabis dimandikan sore hari. Aroma bedak dan kayuputih, senyum bahagia.
\r\nAh, September..
tahun-tahun terlewati, satu persatu harapan tumbuh dan menjadi tunas. Ada air mata, tawa bahagia, senyum duka.. Semua kenangan bersatu dalam sebuah album tahunan yang kubuka satu persatu, mencerminkan perjalanan panjang yang telah aku lewati.. dan kupungut makna yang terselip didalamnya.
September, Ibu, Matahari.
\r\nTiga sumber kehidupan yang abadi. Awal dari perjalanan panjangku. Awal pencarianku.
\r\n-Repost from FB notes-
\r\n'}],fetch:[],error:null,state:{srcFrontend:"//ngehe.com/public/default/",theYear:2020,flagLoading:1,flagSideleft:!1,theSearch:"",theCarts:0,theSosmeds:[],theProductMenu:[],theCategories:[],theRegions:[],theEvents:[],theProductGroup:[],theProducts:[],thePage:a,theTitle:n,theTag:e,currentSideleft:!1,screenW:320,thePromoEvent:[],isPromoEvent:!0},serverRendered:!0,routePath:"/blog/99/di-ambang-september"}}("blogs","Catatan MaHe","Rabu, 19 Oktober 2011")