dalam langkah, aku seolah memasuki sebuah labirin yang penuh dengan rasa takut, dan berujung pada sebuah penekanan emosi. tapi disatu keadaan aku harus masuk kedalam ruangan mu itu.
\r\naku tidak bisa menghindarimu.. akankah keacuhan mu mengalahkaan perasaan miliku?
aku membencimu, sekaligus takut kehilanganmu. kau adalah sebuah daratan, dimana dapat kusauhkan segala resah pencarian yang lelah mengarungi samudera pertanyaan. menepi, aku dapat menepi sejenak dalam pundakmu yang beraroma rempah. dan kuserahkan partikel atom dalam tubuhku pada semesta, biar ia bersama waktu mengatur sampai kapan aku bisa lelap dalam mata mengatup.