Hidup adalah perjalanan pulang. Garis besarnya mungkin kembali ke sisiNya saat jatah tinggal di dunia habis masa kontraknya, pulang kampung ke alam semula yang bersifat fana -sebuah tempat yang memiliki berbagai definisi bagi satu dan lainnya tergantung kepercayaan masing-masing. Tapi bukan itu yang saya maksud.
Pernah tidak kita merasa rindu yang menggelisahkan saat kita berada jauh dari sesuatu yang membuat kita nyaman semisal… Rumah, keluarga, Ayah, Ibu , kamar pribadi, binatang peliharaan, kekasih?
Pasti pernah. Dan rasa rindu itulah yang menjadi inti dari perjalanan hidup kita, mencari sebuah tempat untuk memulangkan keresahan demi sebentuk rasa nyaman di hati kepala dan segenap perasaan.
Rumah dalam bentuk fisik selalu menjadi sebuah perumpamaan bagi makna dari kata pulang, yang padahal sebuah keberadaan konkrit tersebut belum tentu merupakan bentuk kepulangan bagi seseorang. Bisa jadi justru pulang ke rumah adalah singgahnya raga sekedar memperbaharui perbekalan jiwa untuk melanjutkan kembali perjalanan mencari tempat untuk pulang yang sebenarnya.
Saat kita sudah mendapatkan tempat untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman, mungkin di situlah sebetulnya rumah kita, di mana kita akhirnya bisa benar-benar berada, hidup dan menempati keadaan nyaman itu tanpa harus merasa asing atau pun dipenuhi tanda tanya. Pulang adalah suatu situasi di mana kita bisa berdiam diri tanpa harus dilingkupi pertanyaan atas apa yang ada di pikiran orang sekitarnya akan diri kita. Pulang adalah saat kita berada di samping orang-orang yang mau menerima kita apa adanya tanpa sarat ataupun keharusan kita menjadi sempurna. Pulang adalah menjadi diri kita sebenarnya dalam segala cacat dan kekurangannya. Pulang adalah menelanjangi semua prasangka buruk, berhenti menduga-duga akan pikiran jelek orang terhadap kita karena kita tau mereka mencintai kita dari titik terendah dan sisi terburuk kita.
Dan perjalanan ini akan terus berlangsung sampai tiba pada detik di mana kita akhirnya pulang sebenar-benarnya, kembali ke sisiNya karena kontrak di dunia akhirnya selesai. Dan sebelum semua itu terjadi, semoga kita sudah sampai di rumah, berhasil menuntaskan perjalanan pulang, sebelum pada akhirnya kita benar-benar pulang.
Karena jiwa yang paling merana adalah mereka yang tersesat tanpa berhasil menemukan rumah bagi gelora kegelisahan batin bahkan sampai jasad dirumahkan di petak tanah.
-Racauan sebelum tidur-