Kita terlalu sibuk mencari keramaian. Dalam setiap gerak tubuh dan aliran udara yang masuk, langkah yang penuh pertanyaan siapa di sana yang bisa menggenapkan keberadaan. Seolah tidak pernah cukup. Selalu meminta kegembiraan yang lebih. Seharusnya aku sadar bahwa dalam hati memang diperlukan satu ruang kosong, agar ada tempat untuk keberadaan lain, sebuah ruang untuk mempertanyakan eksustensi diri, untuk apa sebenarnya kita dilahirkan ke dunia. Dalam sendiri sering kita mencari tau dan merangkaikan sebuah jawaban dari pertanyaan yang bahkan entitasnya pun kadang kita tidak paham betul. Hanya sebuah kegelisahan yang merayap datang saat senyap melingkupi semua indera, saat kita sendiri, atau berada di keramaian namun merasa sendiri.
Sudah saatnya kita berhenti sejenak meminta ditemani, keramaian dan gelak tawa kadang tidak cukup mengenyahkan kegelisahan. Dan saat seperti itulah kita seharusnya benar-benar menyepi, dalam ruang nyata ataupun maya, menelusuri jejak sunyi dalam rekaan memori atau bahkan imajinasi, masa lalu dan masa yang akan kita lalui.
Tidak perlu sedih saat tidak ada yang menemani, biarkan sejenak kegelisahan merambati hati. Nikmati, resapi, dan mungkin inilah saatnya yang tepat untuk menggambarkan apa yang sebenarnya kita inginkan, dan kadang jawaban akan muncul saat akhirnya kita mencintai sendiri.