kulihat orang-orang itu. berjejera rapi dengan sederet senyuman yang amat manis. pakaian nya santun dengan gestur badan penuh dengan gaya ketimuran. dia sedang dihadapan para pemangku tahta tinggi. dibelakangnya tergenggam bunga mawar, namun hitam.. ada duri dalam tangkainya, serbuk tuba menari diselendangi banyu. kusumpahi dalam hati, gtidak akan mayat mereka membusuk oleh cacing, karena begitu kuatnya kepalsuan yang mereka jadikan sebagai topeng. aku juga begitu.. begitu apa? begitu muak.